TEKS EKSPLANASI
Bagian 1.
TEKS
EKSPLANASI
A. Pengertian Teks
Eksplanasi
Teks
eksplanasi memiliki
fungsi sosial menjelaskan atau menganalisis proses muncul atau terjadinya
sesuatu. Oleh kerena itu, teks ini memiliki struktur pikir: judul, pernyataan
umum, deretan penjelas, dan interpretasi. Eksplanasi (explanation) memiliki
arti penjelasan atau keterangan. Pengertian teks eksplanasi secara umum adalah
sebuah jenis teks yang didalamnya berisikan penjelasan secara detail (lengkap)
tentang suatu tema (topik) yang berkaitan dengan fenomena alam, sosialitas dan
lainnya yang dapat berlangsung atau terjadi di kehidupan sehari-hari.
Teks
eksplanasi dibuat berkaitan dengan fenomena alam dan sosial khususnya adalah
untuk memberitahu sebab dan akibat serta proses yang terjadi. Namun secara
spesifik teks eksplanasi adalah teks yang bertujuan untuk memberikan informasi
secara detail, jelas, dan lengkap supaya para pembaca menjadi tahu dan paham
secara jelas bagaimana dan mengapa suatu fenomena itu terjadi.Dalam
Wahyuningtyas (2015:21) , Gerot dan Wignell (1995: 212) menjelaskan secara
singkat tentang teks eksplanasi yang berisi pembentukan suatu proses atau apa
yang dikerjakan dari gejala alam atau sosial budaya.
Wahyuningtyas
menuliskan beberapa pendapat ahli antara lain dijelaskan bahwa teks eksplanasi
pada hakikatnya merupakan teks yang menjelaskan proses. Proses tersebut dapat
terjadi secara alamiah, baik yang berkaitan dengan fenomena (gejala) alam
maupun fenomena sosial budaya. Pada umumnya, teks eksplanasi dibentuk dengan
struktur (susunan), yaitu pernyataan umum, penjelasan, dan penutup atau
simpulan (Wahono, dkk. 2013: 107). Menurut Pardiyono (dalam Gultom 2013: 5),
“teks eksplanasi adalah sebuah teks yang menjelaskan proses terjadinya suatu
fenomena alam atau sosial”. Selanjutnya, Hammoond (dalam Gultom 2013: 5)
mengatakan “Teks eksplanasi merupakan jenis teks yang mampu menjawab pertanyaan
bagaimana dan mengapa fenomena alam itu terjadi”. (2015:22)
Berdasarkan
pendapat di atas teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang penjelasan
atas suatu proses yang berkaitan dengan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa
itu terjadi, baik dari peristiwa alam maupun dari peristiwa sosial
budaya.
B.
Ciri teks Eksplanasi
Teks
eksplanasi mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan teks lainnya. Ciri-ciri
teks eksplanasi sebagai berikut :
a.
Struktur terdiri
atas pernyataan umum, proses/deretan penjelas, dan penutup.
b.
Memuat informasi
sesungguhnya atau fakta.
c.
Memuat informasi
bersifat keilmuan.
d.
Menjelaskan
suatu kondisi atau fenomena.
C. Informasi
pengetahuan
Informasi
pengetahuan berisi tentang penjelasan secara umum tentang fenomena yang berisi
informasi-informasi penting yang dapat dipahami dan diketahui pembaca.
Informasi pengetahuan berupa informasi awal, misalnya teks eksplanasi sosial,
penggunaan media sosial. Informasi pengetahuan yang terdapat dalam teks
eksplanasi ini dapat berupa pengetahuan awal, apa itu media sosial dan apa
dampak yang ditimbulkan dari penggunaan media sosial, dan lain sebagainya yang
dapat memberikan informasi kepada pembaca.
D. Urutan
kejadian
Berisi
tentang penjelasan proses mengapa fenomena tersebut bisa terjadi atau tercipta
dan bisa terdiri lebih dari satu paragraf. Deretan penjelas mendeskripsikan dan
merincikan penyebab dan akibat dari sebuah fenomena yang terjadi. Menyusun suatu teks
eksplanasi, perlunya diperhatikan unsur-unsur penting yang menjadikan ciri teks
eksplanasi. Menurut Andreson (1997:82) dalam teks eksplanasi mengandung 3 unsur
penting, yaitu: (1) a general statemen about theeven or thing ( suatu
pernyataan umum tentang peristiwa atau benda, (2) a series of paragraphs that
tell the hows and why ( suatu rangkaian dari paragraf yang berisi menceritakan
bagaimana dan mengapa suatu peristiwa itu terjadi), (3) a concluding
Struktur Teks Eksplanasi
(Explanation Text)
Pernyataan
Umum, Berisi tentang penjelasan umum tentang fenomena yang
akan dibahas, bisa berupa pengenalan fenomena tersebut atau penjelasannya.
Penjelasan umum yang dituliskan dalam teks ini berupa gambaran secara umum
tentang apa, mengapa, dan bagaimana proses peristiwa alam tersebut bisa
terjadi. Deretan
Penjelas, Berisi tentang penjelasan proses mengapa
fenomena tersebut bisa terjadi atau tercipta dan bisa terdiri lebih dari satu
paragraf. Deretan penjelas mendeskripsikan dan merincikan penyebab dan akibat
dari sebuah bencana alam yang terjadi. Interpretasi
(Opsional), Teks penutup yang bersifat pilihan; bukan keharusan.
Teks penutup yang dimaksud adalah, teks yang merupakan intisari atau kesimpulan
dari pernyataan umum dan deretan penjelas. Opsionalnya dapat berupa tanggapan
maupun mengambil kesimpulan atas pernyataan yang ada dalam teks tersebut
(Mahsun, 2013).
Cara menyusun teks eksplanasi
1.
Menentukan
topik
2.
Menyusun
tulisan
3.
Membuat
kerangka karangan
4.
Menyunting
tulisan
Bagian 2.
STRUKTUR DAN KEBAHASAAN TEKS EKSPLANASI
A.
Struktur Teks Eksplanasi (Explanation
Text)
Pernyataan Umum, Berisi tentang penjelasan umum tentang fenomena yang
akan dibahas, bisa berupa pengenalan fenomena tersebut atau penjelasannya.
Penjelasan umum yang dituliskan dalam teks ini berupa gambaran secara umum
tentang apa, mengapa, dan bagaimana proses peristiwa alam tersebut bisa
terjadi.
Deretan Penjelas, Berisi tentang penjelasan proses mengapa
fenomena tersebut bisa terjadi atau tercipta dan bisa terdiri lebih dari satu
paragraf. Deretan penjelas mendeskripsikan dan merincikan penyebab dan akibat
dari sebuah bencana alam yang terjadi.
Interpretasi atau penutup (Opsional), Teks penutup yang bersifat pilihan; bukan keharusan. Teks penutup yang
dimaksud adalah, teks yang merupakan intisari atau kesimpulan dari pernyataan
umum dan deretan penjelas. Opsionalnya dapat berupa tanggapan maupun mengambil
kesimpulan atas pernyataan yang ada dalam teks tersebut (Mahsun, 2013).
B. Kebahasaan
Teks Eksplanasi
a.
Menggunakan
Istilah
Istilah
adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna,
konsep proses, keadaan, atau sifat khas dalam bidang tertentu. Dalam teks
eksplanasi istilah-istilah teknis sering digunakan. Pada teks eksplanasi yang
menjelaskan fenomena sosial akan ditemui banyak istilah teknis dalam bidang
sosial. Pada teks eksplanasi yang menjelaskan fenomena alam akan ditemui
istilah-istilah dalam bidang tersebut.
Kadang-kadang
arti istilah teknis ini jarang diketahui oleh pembaca. Pembaca dapat menemukan
arti istilah-istilah teknis tersebut di Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jika tidak ada, pembaca dapat mencarinya di
kamus istilah. Kamus istilah adalah kamus khusus berisi istilah-istilah di
bidang tertentu. Istilah-istilah teknis juga sering diganti menjadi
istilah-istilah popular. Penggantian ini dilakukan agar pembaca awam mudah
memahami teks.
Istilah dalam
bahasa bersumber pada kosakata umum bahasa Indonesia, kosakata bahasa serumpun,
dan kosakata bahasa asing. Proses pembentukan istilah dilakukan melalui tiga
cara sebagai berikut.
-
Pemadanan atau
penerjemahan, misalnya busway menjadi
jalur bus
-
Penyerapan
kosakata asing, misalnya camera menjadi
kamera
-
Gabungan
penerjemah dan penyerapan, misalnya subdivision
menjadi subbagian.
Istilah baru dapat dibentuk
dengan pemadanan melalui penerjemahan atau penyerapan istilah asing.
Penerjemahan perlu memperhatikan kesamaan dan kesepakatan makna kosepnya.
Penyerapan istilah asing dilakukan jika dalam Indoensia dan istilah Nusantara
tidak lagi dapat ditemukan.
b. Menggunakan Konjungsi Temporal
Keterangan adalah fungsi kalimat yang mudah berpindah posisi. Keterangan
dapat berada di akhir, di awal, dan bahkan di tengah kalimat. Keterangan
berfungsi memberi informasi tambahan dalam suatu kalimat.
Pada teks eksplanasi sering dijumpai keterangan waktu. Keterangan waktu
adalah jenis keterangan yang menunjukkan waktu. Keterangan waktu menggunakan
kata hubung pada, dalam, setelah,
sebelum, selama, sepanjang, dan kata temporal, seperti kemarin, sekarang,
nanti, dan besok.
c. Menggunakan Konjungsi Sebab Akibat
Teks eksplanasi bertujun untuk menjelaskan proses terjadinya sesuatu
atau sebab akibat dari suatu fenomena alam atau fenomena sosial.
Kalimat-kalimat dalam teks eksplanasi harus padu. Salah satu cara untuk
memadukan suatu kalimat dengan kalimat berikutnya dengan menggunakan konjungsi.
Konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan dua kalimat adalah konjungsi
antarkalimat.
Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kalmia t
dengan kalimat. Konjungsi antarkalimat terletak di awal kalimat. Konjungsi
tersebut diakhiri dengan tanda koma untuk memisahkan dengan kalimat yang
menyertai. Konjngsi antarkalimat terdiri atas beberapa bagian berikut.
-
Konjungsi
antarkalimat (pertentangan)
Contoh : akan tetapi, namun, biarpun demikian, sekalipun demikian, walaupun
demikian, meskipun demikian, dan sungguhpun
demikian.
-
Konjungsi
antarkalimat (waktu)
Contoh : Kemudian, sesudah itu, setelah itu, sebelum itu, dan selanjutnya.
-
Konjungsi
antarkalimat (penambahan)
Contoh : tambahan pula, lagi pula,
dan selain itu
-
Konjungsi
antarkalimat (pembalikan)
Contoh : sebaliknya
-
Konjungsi
antarkalimat (keadaan)
Contoh : Sesungguhnya dan sebenarnya
-
Konjungsi
antarkalimat (penguatan)
Contoh : Malahan dan bahkan
-
Konjungsi
antarkalimat (konsekuensi)
Contoh : Dengan demikian
-
Konjungsi
antarkalimat (akibat)
Contoh : Oleh karena itu dan oleh sebab itu
d. Verba material
e. Verba relasional
C. Cara
Menyusun Teks Eksplanasi
Langkah-langkah
menyusun teks eksplanasi :
a.
Menentukan topik
atau tema teks
b.
Menentukan
tujuan penulisan
c.
Mengumpulkan
data dari berbagai sumber
d.
Menyusun
kerangak teks
e.
Mengembangkan
kerangka menjadi karangan eksplanasi
D. Menyunting
Teks Eksplanasi
Penyuntingan bertujuan untuk menghindari teks karangan
dari kesalahan-kesalahan dengan cara mengoreksi isi tulisan secara cermat dan
teliti. Unsur-unsur penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan tindakan
penyuntingan sebuah teks, termasuk teks eksplanasi sebagai berikut.
a.
Ketepatan
penulis huruf, kata, lambang bilangan, serta ketepatan tanda baca.
b. Ketepatan
penggungaan kata-kata untuk mengungkapkan suatu maksud sesuai dengan situasi
dan kondisi.
c. Keefektifan
kalimat untuk mewakili gagasan atau perasaan penulis yang ingin disampaikan
kepada pembaca. Tiga syarat kalimat efektif seabagai berikut.
-
Logis, apabila
kalimat dapat diterima oleh jalan pikiran atau akal sehat manusia.
-
Hemat, apabila
kalimat yang disusun tidak menggunakan kata secara berlebihan.
-
Padu, apabila
hubungan antarunsur dalam kalimat tidak sepadan.
d.
Struktur kalimat
yang baik harus mengandung unsur S-P. akan tetapi, dalam unsur tertentu dapat
digunakan kalimat tidak lengkap.
e.
Memiliki
keterpaduan paragraph yang baik. Sebua paragraph padu memiliki syarat sebagai
berikut : kelengkapan, kesatuan, urutan kalimat, dan koherensi.
E. Cara
Menyunting
a. Membaca kalimat demi kalimat
b. Membenarkan kesalahan yang terjadi pada penulisan
teks.
c. Memeriksa keterpaduan paragraph untuk menemukan
kesalahan.
d. Memperbaiki keruntutan paragraph yang tidak tepat
dapat dilakukan dengan cara membuang kalimat tidak padu, menempatkan paragraph
pada urutan tepat, atau menambah paragraph runtut.
Komentar
Posting Komentar