PARAFRASE MASJID
Parafrase
Masjid
Adzan
subuh berkumandang dari microfon masjid. Suara sang muadzin begitu merdu
meliuk-liuk dipagi yang masih basah. Belum tersengar kokok ayam. Tapi suara
adzan menyelusup lorong kecil di telingaku. Bergegas aku keluar dari ranjang
untuk menunaikan ibadah kepada sang Pencipta. Dengan terpogoh-pogoh aku
berjalan sempoyongan menuju keran yang hanya berjarak bebrapa meter dari
kamarku. Air mengalir dari kran bagaikan air dari kutub utara, dingin sekali
rasanya serasa menusuk kulitku. 2 gerakan sholat aku jalani dengan hati syahdu
serta penuh pengharapan agar hari ini menjadi hari yang terindah dalam hidupku.
Gerakan rukuk, sujud aku persembahkan kepada sang pencipta seiring berjalanya
mentari memunculkan sinarnya dipagi hari. Mentari perlahan tapi pasti berjalan
ke atas pas di tengah kepalaku, pertanda jam 12. Suara adzan terdengar lagi
dari kejauhan bersahut-sahutan dengan beberapa menara di sekitar kota. Ini
pertanda bahawa manusia muslim harus meluangkan waktu sejenak memenuhi
panggilan sang pencipta, walau iman hanya sebesar debu yang menempel di kulitku
ku basuh semuanya dengan air suci yang mengalir dari tempat penyucian diri.
Hati terasa damai ketika memasuki rumahmu.
Lelah
menerpa tubuhku ketika langit mulai menguning suaramu terdengar lirih nan
merdu, kembali aku terpanggil dalam kewajibanku. Aku ulangi membasuh
muka,tangan dan kakiku dengan air suci. Tubuh lelah menjadi semangat
menjalankan perintahmu. Tak terasa, air mata ku berguguran tepat dengan
gugurnya daun-daun yang memang sudah mulai menipis dari sebuah pohon di depan
mesjid, dimana aku sedang duduk termangu di beranda masjid tersebut. kopiahku
yang mulai memudar warnanya selalu aku pakai untuk menutupi rambutku agar
sesuai sunah nabiku. Ini lah kewajibanku sebagai hambamu, betapa besar
pengharapanku kepadamu Ya Rab.
Komentar
Posting Komentar